Kamis, 20 Maret 2014

"OSPEK” DEMI KEKOMPAKAN: BULLSH*T! (Bagian 1: Mereka sedang “Bercanda”, Kawan, Jangan Terlalu Serius!)


source: www.merdeka.com


Sejak lama sekali saya ingin menuangkan uneg-uneg ini dalam tulisan, tapi tidak pernah tahu bagaimana memulainya. Biasanya, saat membicarakan tentang ini, saya akan sangat random, menclok sini, menclok sana, berapi-api dan panjang.
Sejak SMP, sebetulnya saya sudah tidak asing dengan ini, dengan muka pura-pura masam para senior, bentakan-bentakan, hukuman, bahkan terkadang kontak fisik. Lebih-lebih saat SMA, saya masuk di beberapa organisasi yang hampir semuanya menerapkan ini. Di salah satu organisasi, saya bahkan berperan sebagai salah satu anggota unit yang tugasnya mengatur kapan, dimana, dan bagaimana akan dilakukan “evaluasi”.


Saya tidak pernah bisa lupa kejadian saat saya melakukan satu kontak fisik terhadap satu peserta pelantikan, hanya satu orang saya yakinkan, itu pun karena ada provokasi yang mengatakan saya kurang galak. Setelah itu, saya kapok, tidak bisa tidur semalaman. Besoknya, tidak menunggu acara pelantikan selesai, saya langsung minta maaf tanpa memedulikan saran rekan saya yang bilang,  kurang lebih, “santai saja”.  
Mungkin beberapa orang atau rekan beranggapan saya terlalu serius menanggapi itu. Hey, justru karena saya menganggap semua itu “bercanda”, mengapa harus sampai seserius itu?
Sejak masuk kuliah, tepatnya di universitas kedua, saya merasa “ospek”ini sudah tidak asik lagi, tidak gereget lagi, lebih dari itu, saya muak. Bagaimana tidak, ospek itu hampir selalu diwarnai oleh adanya divisi khusus yang ditugaskan untuk bermuka masam, marah-marah, bentak-bentak--meski tidak semuanya ada kontak fisik-- yang saya, dan saya yakin peserta mahasiswa lain, tahu pasti semua itu “bercanda”. Kesalnya, meskipun para peserta tahu bahwa mereka itu “bercanda”,mereka malah menghadapi itu dengan serius, terlalu serius.
Come on, santai kawan! Mereka “bercanda”! mereka tidak akan pernah mengakui itu di depan kalian, mungkin nanti setelah ospek selesai. Bersama rekan-rekannya, mereka menertawakan wajah konyol kalian saat mereka maki-maki. Berbeda bila kalian melawan. Semuanya akan menjadi benar-benar serius. Mereka akan benar-benar kesal, mereka akan memarahi atau membentak kalian dengan serius dan membicarakan kekesalan mereka dengan berapi-api pada rekannya. Satu sama. Atau mungkin satu kosong, kemenangan untuk kalian, bila perlawanan yang kalian lakukan sebenarnya adalah “bercanda”! 

21-03-2013, 02.22 
_rachmi nurhanifah_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar